Terbitkan Buku di Amazon
A
A
A
Jessica dan Jennifer Tan menjadi bukti bahwa jika diarahkan dengan tepat, teknologi dapat dimanfaatkan oleh generasi milenial sebagai sesuatu yang positif dan membanggakan. Duo kembar asal Surabaya ini baru berusia 11 tahun.
Tapi, mereka tercatat sebagai penulis cilik asal Indonesia pertama yang sukses menerbitkan buku cerita fiksi anak berbahasa Inggris di toko online Amazon asal Amerika Serikat dalam versi Kindle e-Book. Kemampuan menulis keduanya tidak diperoleh secara instan. Sejak usia 7 tahun saat mengikuti orang tuanya bekerja di Amerika, Jessica dan Jennifer Tan sangat menyukai internet.
Layaknya anak Millennial pada saat itu, mereka membaca, menulis, serta bermain game di iPad. Jessica dan Jennifer diberikan akses teknologi sejak dini agar mereka dapat melatih kreatifitas dan bereksperimen dengan fantasi mereka dalam bentuk karya kreasi digital. Tentu saja, tetap ada aturannya. “Kami diizinkan bermain game dan melihat video online selama 60 menit asal telah membaca dan membuat cerita tentang apa pun yang ada dikepala selama 60 menit,” ujar keduanya.
Dua tahun di Amerika dan kembali di Jakarta tak membuat hobi menulis duo kembar yang lahir di Surabaya, Juli 2003 ini luntur. Di usia 9 tahun, baik Jessica maupun Jennifer mampu menyelesaikan buku cerita pertama mereka saat duduk kelas 4 di sekolah dasar. Jessica menulis buku cerita berjudul Peach the Wise Dog and the Twin Puppies (tentang binatang kesayangan). Sedangkan saudara kembarnya, Jennifer, menyelesaikan buku Laura Green and the Screaming Maze(tentang misteri).
”Karena suka baca buku misteri, aku ingin menulis buku misteri sendiri,” kata Jennifer. Ketika duduk di las 6 sekolah dasar Jakarta Nanyang, kedua buku cerita fiksi anak berbahasa Inggris ini telah terbit di Amazon, Amerika Serikat dalam versi Kindle e-Book. Dan awal Mei tahun ini, versi cetaknya telah diterbitkan oleh Penerbit Kiddo dan tersedia di toko buku di Jabodetabek.
Menariknya lagi, seluruh hasil royalti penjualan kedua buku karya Jessica dan Jennifer akan disumbangkan ke Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB). Karya duo kembar ini diharapkan dapat memicu semangat anak-anak Millennial lain untuk berkarya. ”Menulis buku tidak usah cepatcepat, satu hari cukup dua halaman kecil aja. Yang penting jangan gampang putus asa,” saran Jessica.
Peluang Besar
Jika digunakan secara benar, generasi Millenial akan memiliki media untuk menciptakan konten dan kesempatan untuk unjuk gigi di panggung dunia. Hal itu disampaikan Cahyana Ahmadjayadi Mantan Dirjen Aplikasi dan Telematika Kementerian Komunikasi dan Informatika. Ada peluang luar biasa besar untuk memanfaatkan teknologi digital sebagai katalis bagi anak-anak Millennial (digital native). Khususnya untuk berkreasi dengan musik, tulisan, lukisan, dan semua hobi lain yang mereka sukai.
Danang arradian
Tapi, mereka tercatat sebagai penulis cilik asal Indonesia pertama yang sukses menerbitkan buku cerita fiksi anak berbahasa Inggris di toko online Amazon asal Amerika Serikat dalam versi Kindle e-Book. Kemampuan menulis keduanya tidak diperoleh secara instan. Sejak usia 7 tahun saat mengikuti orang tuanya bekerja di Amerika, Jessica dan Jennifer Tan sangat menyukai internet.
Layaknya anak Millennial pada saat itu, mereka membaca, menulis, serta bermain game di iPad. Jessica dan Jennifer diberikan akses teknologi sejak dini agar mereka dapat melatih kreatifitas dan bereksperimen dengan fantasi mereka dalam bentuk karya kreasi digital. Tentu saja, tetap ada aturannya. “Kami diizinkan bermain game dan melihat video online selama 60 menit asal telah membaca dan membuat cerita tentang apa pun yang ada dikepala selama 60 menit,” ujar keduanya.
Dua tahun di Amerika dan kembali di Jakarta tak membuat hobi menulis duo kembar yang lahir di Surabaya, Juli 2003 ini luntur. Di usia 9 tahun, baik Jessica maupun Jennifer mampu menyelesaikan buku cerita pertama mereka saat duduk kelas 4 di sekolah dasar. Jessica menulis buku cerita berjudul Peach the Wise Dog and the Twin Puppies (tentang binatang kesayangan). Sedangkan saudara kembarnya, Jennifer, menyelesaikan buku Laura Green and the Screaming Maze(tentang misteri).
”Karena suka baca buku misteri, aku ingin menulis buku misteri sendiri,” kata Jennifer. Ketika duduk di las 6 sekolah dasar Jakarta Nanyang, kedua buku cerita fiksi anak berbahasa Inggris ini telah terbit di Amazon, Amerika Serikat dalam versi Kindle e-Book. Dan awal Mei tahun ini, versi cetaknya telah diterbitkan oleh Penerbit Kiddo dan tersedia di toko buku di Jabodetabek.
Menariknya lagi, seluruh hasil royalti penjualan kedua buku karya Jessica dan Jennifer akan disumbangkan ke Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB). Karya duo kembar ini diharapkan dapat memicu semangat anak-anak Millennial lain untuk berkarya. ”Menulis buku tidak usah cepatcepat, satu hari cukup dua halaman kecil aja. Yang penting jangan gampang putus asa,” saran Jessica.
Peluang Besar
Jika digunakan secara benar, generasi Millenial akan memiliki media untuk menciptakan konten dan kesempatan untuk unjuk gigi di panggung dunia. Hal itu disampaikan Cahyana Ahmadjayadi Mantan Dirjen Aplikasi dan Telematika Kementerian Komunikasi dan Informatika. Ada peluang luar biasa besar untuk memanfaatkan teknologi digital sebagai katalis bagi anak-anak Millennial (digital native). Khususnya untuk berkreasi dengan musik, tulisan, lukisan, dan semua hobi lain yang mereka sukai.
Danang arradian
(bbg)